Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh mengimbau agar masyarakat tidak usah percaya adanya soal Ujian Nasional (UN) yang bocor. Pemerintah pun berusaha agar semua soal UN tetap aman hingga pelaksanaan UN. “Saya imbau kepada masyarakat, tidak usah percaya lah (kebocoran soal UN). Untuk apa percaya yang begitu. Lebih bagus sinau (belajar) saja,” imbau M Nuh di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (11/4). Diutarakan, ada yang bilang bahwa 80 persen soal UN bocor. “Kalau 80 persen bukan bocor, tapi ngowos itu, jebol. Tidak lah,” tutur M Nuh.
Dinyatakan bahwa pihaknya juga telah mengecek soal yang dimiliki oleh pihak yang menyatakan menemukan kebocoran dengan master yang dimiliki Kemdiknas. Ternyata soal-soal tersebut tidak sama. “Seandainya dibilang ada bab tentang persamaan kuadrat, ya musti ada. Jangankan persamaan kuadrat, bahkan sampai lebih detail karena kisi-kisinya semua tahu. Tapi, soalnya memang berbeda-beda,” jelas M Nuh.
Contoh lain, dikemukakan, yang beredar di Jawa Timur, ada yang menjual bocoran soal UN. Bahkan, harganya disesuaikan dengan jumlah soal yang benar yang ingin dibeli, misalnya bocoran 100 persen seharga Rp 13 juta atau jika 25 persen maka harganya Rp 2,5 juta.Oleh karenanya, pemerintah berusaha agar soal-soal UN akan tetap aman hingga hari pelaksanaan. Untuk itu, dilakukan “Rawan itu artinya perlu perhatian khusus, yakni di percetakan, lalu di distribusi dari percetakan ke rayon di daerah, selama di rayon kita awasi terus. Kemudian dari rayon sampai ke sekolah-sekolah saat hari H (pelaksanaan). Itu semua kita kawal,” kata M Nuh. Tak hanya itu, dilanjutkan, hal lain yang dilakukan untuk meminimalkan kecurangan adalah dengan membuat lima model soal yang berbeda. Sehingga, pada saat pelaksanaan UN, siswa yang duduk bersebelahan mendapatkan soal yang berbeda.
Dinyatakan bahwa pihaknya juga telah mengecek soal yang dimiliki oleh pihak yang menyatakan menemukan kebocoran dengan master yang dimiliki Kemdiknas. Ternyata soal-soal tersebut tidak sama. “Seandainya dibilang ada bab tentang persamaan kuadrat, ya musti ada. Jangankan persamaan kuadrat, bahkan sampai lebih detail karena kisi-kisinya semua tahu. Tapi, soalnya memang berbeda-beda,” jelas M Nuh.
Contoh lain, dikemukakan, yang beredar di Jawa Timur, ada yang menjual bocoran soal UN. Bahkan, harganya disesuaikan dengan jumlah soal yang benar yang ingin dibeli, misalnya bocoran 100 persen seharga Rp 13 juta atau jika 25 persen maka harganya Rp 2,5 juta.Oleh karenanya, pemerintah berusaha agar soal-soal UN akan tetap aman hingga hari pelaksanaan. Untuk itu, dilakukan “Rawan itu artinya perlu perhatian khusus, yakni di percetakan, lalu di distribusi dari percetakan ke rayon di daerah, selama di rayon kita awasi terus. Kemudian dari rayon sampai ke sekolah-sekolah saat hari H (pelaksanaan). Itu semua kita kawal,” kata M Nuh. Tak hanya itu, dilanjutkan, hal lain yang dilakukan untuk meminimalkan kecurangan adalah dengan membuat lima model soal yang berbeda. Sehingga, pada saat pelaksanaan UN, siswa yang duduk bersebelahan mendapatkan soal yang berbeda.
sumber : Website Ujian Nasional
Penilis
0 comments:
Posting Komentar