"Anak ini kurang menunjukan antusias & tidak serius", ungkap Coach Shawn saat pertama kali melihat Dimaz Muharri di latihan pertama Training Camp WBA sembilan hari yang lalu.Pendapat Coach Shawn tersebut dibantah oleh Coach Risdi (sapaan akrab Risdianto Roeslan-Head Coach Nuvo CLS Knights) yang berani memastikan bahwa di lapangan Dimaz adalah seorang Pemain yang berbeda dengan apa yang terlihat dari kesan pertamanya. Semacam istilah "Don't Judge a Book by It's Cover", hal itulah yang berani dipastikan oleh Coach Risdi tentang Dimaz.
Alasan Coach Shawn anti-pati terhadap Dimaz di hari pertama, karena saat melakukan Tes Shooting 2 Points, Dimaz harus melakukan 103 kali percobaan untuk berhasil memasukan 50 kali tembakan. Memang skill menembak selalu menjadi kelemahan Dimaz selama ini.
Setelah menjalani beberapa kali program latihan dan uji tanding, suatu kali Coach Shawn sempat mendatangi Coach Risdianto dan menanyakan, “ apakah bisa diaturkan agar Dimaz dapat ditinggal untuk dilatih khusus selama 3(tiga) bulan di Australia?”.Ternyata Coach Shawn sudah mulai jatuh hati dengan penampilan Dimaz.Secara mengejutkan Peringkat Ketiga diberikan kepada Freddy Chen yang memang selama di Perth terlihat sudah bekerja keras selama latihan, dan performanya meningkat secara signifikan saat di Pertandingan.
Peringkat Kedua menjadi pilihan yang sulit bagi Tim Pelatih WBA, karena menurut mereka ada dua nama yang sama - sama pantas menjadi Peringkat Kedua. Akhirnya Manajemen CLS Knights memutuskan untuk memberikan Peringkat Kedua kepada kedua kandidat tersebut, yaitu Andrie Ekayana dan Agustinus Indrajaya.
Sangat menarik saat Coach Shawn memberikan nama untuk Peringkat Pertamakepada Christopher Tanuwidjaja (Managing Partner Nuvo CLS Knights). Nama itu tidak lain adalah Dimaz Muharri, yang pada saat awal Training Camp tidak disukai oleh Coach Shawn sendiri.
0 comments:
Posting Komentar