Chat_YukS

Minggu, 24 April 2011

CLS Knights ukir sejarah

Photobucket

SURABAYA - CLS Knights mengukir sejarah di pentas NBL Indonesia 2011. Tim asal Kota Pahlawan, Surabaya ini berhasil melaju ke babak final untuk pertama kali di kancah liga basket profesional Indonesia, sejak pertama kali digelar dengan nama Kobatama pada 1982.

Momen bersejarah ditorehkan CLS usai membekap Pelita Jaya Esia Jakarta 68-53 pada babak semifinal di DLB Arena, Surabaya, Kamis (10/3/2011). Di babak final nanti, Denny Sumargo dkk akan berhadapan dengan pemenang antara Satria Muda Britama dan Dell Aspac Jakarta yang baru akan bertarung, Jumat (11/3/2011) besok.

Tanda-tanda kemenangan CLS Knights mulai terbit di kuarter pertama ketika Pelita Jaya bermain sangat buruk dengan persentase field goal yang hanya 20 persen. Sebaliknya, CLS Knights "wangi" dengan tangan-tangan panas para pemainnya yang rata-rata membukukan field goal 50 dan 100 persen. Dengan total field goal 69 persen, CLS Knights membawa tim kebanggaan Surabaya ini menutup kuarter pertama dengan skor 23-13. Unggul 10 poin.

Dua tembakan three point dan satu lagi di kuarter kedua menjadikan Sandy sebagai pemain paling berbahaya pada laga ini. Hingga akhir kuarter kedua, Sandy membukukan 13 poin, sementara para pemain Pelita Jaya tak ada yang mampu mencetak poin di atas empat angka. Pertahanan rapat CLS Knights yang menekan Pelita Jaya dari daerah pertahanan mereka benar-benar membuat Kelly Purwanto dan kawan-kawan tidak mampu mengembangkan permainan. Hal ini juga ditambah dengan masih buruknya field goal yang hanya 24 persen. Pelita Jaya hanya mampu mencetak 12 angka di kuarter kedua dan semakin tertinggal hingga 16 angka di akhir kuarter kedua.

Puncak buruknya performa Pelita Jaya terjadi di kuarter ketiga ketika tim ini hanya mampu mencetak lima angka. Pelita Jaya melakukan tujuh kali turn over yang beberapa di antaranya dikonversi menjadi lima poin oleh CLS Knights. CLS melesat hingga memimpin dengan selisih 30 angka di detik-detik akhir kuarter ketiga sebelum Pelita Jaya berhasil memperpendek jarak menjadi 30-58.

Pelita Jaya tampaknya membutuhkan keajaiban untuk mampu membalikan keadaan di mana mereka membutuhkan 28 poin minimal untuk mampu menyamakan kedudukan dengan CLS Knights. Hal tersebut hampir terjadi ketika tembakan-tembakan Ary Chandra mulai menemukan jalan mulus ke arah ring CLS Knights. Ary Chandra mencetak enam poin dan Pelita Jaya berlari dengan selisih 14-0 di lima menit awal kuarter empat.

Keajaiban bagi Pelita Jaya nampak di depan mata sebelum Febri Utomo kembali menutupnya dengan memasukan sebuah tembakan tiga angka dari posisi sulit, ketika batas waktu 24 detik mulai berbunyi. CLS Knights berhasil mempertahankan keunggulan meskipun Dimaz Muharri harus keluar lapangan setelah melakukan lima foul.

Hasil ini semakin membuktikan bagaimana semangat para pemain muda yang bekerja sama sebagai tim dengan sebuah sistem bertahan yang solid mampu mengalahkan salah satu kandidat juara yang sangat diunggulkan.

”Karena kami sudah pasti bisa masuk final, maka tentunya target kami berikut adalah menjadi juara. Kami optimistis akan hal tersebut karena tim kami cukup disiplin dalam defense. Kami sangat menghargai kekompakan tim sehingga pergantian peran dalam pertandingan bisa lancar dilakukan,” ungkap Risdianto, assistant coach CLS Knights selepas pertandingan.

“Dalam menghadapi final kami akan melakukan berbagai persiapan. Latihan pasti, plus terus meningkatkan disiplin. Kami yakin bisa menghadapi tim manapun asalkan performa pemain bisa dijaga agar tetap bagus. Untuk kedepannya tunggu saja kejutan yang bisa terjadi,” sambung Risdianto sebagaimana tertulis dalam rilis yang diterima okezone, Kamis (10/3/3011).

Sementara itu, Rastafari Horongbala, headcoach Pelita Jaya mengakui bahwa timnya bermain kurang memuaskan. ”Kali ini kami memang kalah, pemain tidak bisa menembak dengan bagus. Selain itu kekalahan yang kami alami kali ini juga karena belum ada mental juara pada setiap diri pemain. Dari awal sudah kalah start, harusnya kami bisa main imbang,” ungkapnya.

Rastafari juga mengaku kerap mengingatkan pemainnya saat lawan mereka “hidup”. Seperti yang terjadi pada pertandingan siang tadi. “Begitu CLS hidup, kami langsung keteteran. Bisa dibilang bahwa kali ini kami kalah di semua sisi. Apalagi ditambah dengan dukungan penonton yang dapat mempengaruhi mental pemain kami. Jika dibandingkan dengan CLS, kondisi fisik pun juga berbeda. Kondisi fisik para pemain CLS sangat bagus. Muda dan energik. Untuk final, saya berani pegang CLS asalkan mereka bisa mempertahankan performa dan juga rajin defense,” paparnya.

0 comments:

Posting Komentar

RSS Feedwe are friend browadd me donkkkadd me donkkkadd me on LinKeDiNadd meFollow Us on Twitter!add me browbe your friendwe are friend browSend message Friend broSend message Friend bro